Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Cara Korea Utara 'Bersihkan' Uang Kripto Hasil Retas Bybit US$1,4 Miliar

Ini Cara Korea Utara 'Bersihkan' Uang Kripto Hasil Retas Bybit US$1,4 Miliar Kredit Foto: Unsplash/Nick Chong
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hacker Korea Utara dilaporkan mencuci hasil kejahatan kripto mereka yang mencapai miliaran dolar dengan menggunakan pasar gelap dari China. Hal ini diungkapkan oleh sebuah lembaga intelejen blockchain.

TRM Labs mengatakan bahwa salah satu contoh paling nyata adalah peretasan dari Bybit. Korea Utara dalam serangan tersebut berhasil mencuri aset kripto senilai sekitar US$1,4 miliar. Namun mereka bukanlah pihak yang langsung mencuci dana hasil curian tersebut.

Baca Juga: Raup US$1,5 Miliar, Akhirnya Terungkap Siapa Dalang Peretasan Bursa Kripto Bybit

“Semua pihak yang menukar aset kripto hasil curian bukanlah orang dari Korea Utara. Itu adalah para pencuci uang asal China,” kata TRM Senior Investigator, Nick Carlsen, dilansir dari Decrypt, Jumat (18/4).

Menurut Carlsen, ancaman yang ditimbulkan oleh bursa kripto yang memfasilitasi transaksi terkait peretas tak bertanggung jawab masih kalah besar dibanding dengan jaringan perbankan informal yang dijalankan oleh kelompok kejahatan terorganisir seperti triad di China

Jaringan ini menukarkan kripto hasil kejahatan menjadi mata uang fiat untuk warga yang ingin menghindari sistem perbankan domestik yang ketat.

“Kalau kamu orang mereka dan ingin beli rumah seharga satu juta dolar di Amerika Serikat. Kamu lewat jalur ini,” kata Carlsen.

TRM Labs menilai bahwa jika sistem global ini dapat diganggu, maka akan menjadi pukulan telak bagi organisasi kriminal besar yang memanfaatkan jaringan pencucian uang dari China

“Itu akan menjadi serangan mematikan,” kata Carlsen.

Baca Juga: Akhirnya Kembali Menguat, Ini Alasan Harga Bitcoin Capai US$85.000

TRM menilai langkah tegas dapat diambil dengan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara Asia Tenggara. Misalnya Kamboja, yang selama ini menjadi tempat aman bagi jaringan pencucian uang tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: