Ema Suranta Raih Penghargaan atas Inovasi Bank Sampah Bukit Berlian, Dorong Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas

Ema Suranta, warga Desa Kertamulya, Padalarang, Jawa Barat, menerima penghargaan Local Ace in Organic Waste Transformation pada acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Penghargaan ini menjadi pengakuan atas kiprahnya dalam mengembangkan bank sampah Bukit Berlian yang berfokus pada pengelolaan sampah organik dan pemberdayaan komunitas emak-emak di wilayahnya.
Bank sampah Bukit Berlian, yang didirikan Ema pada 14 Februari 2019, kini memiliki 120 keluarga sebagai anggota aktif. Bank sampah ini mampu mengolah sekitar 15 ton sampah organik setiap bulan dan menghasilkan dua ton larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot, yang dipanen setiap 24 hari. Larva tersebut dimanfaatkan sebagai pakan ikan, unggas, dan ikan hias.
“Sekarang kami menyerap produk maggot sendiri untuk budidaya ikan lele,” kata Ema saat dihubungi wartawan melalui telepon.
Baca Juga: Ketua Kelompok PNM Mekaar Diberi Kesempatan Studi Banding Gratis ke UMKM Top
Pengelolaan bank sampah ini juga didukung sinergi dengan pemerintah desa setempat. Kepala Desa Kertamulya memberikan bantuan benih ikan lele sebanyak 5.000 ekor untuk budidaya dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan panen yang hasilnya dibagikan kepada warga.
Motivasi Ema membangun bank sampah bermula dari tragedi longsor sampah di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Leuwigajah pada 2005, yang menewaskan 157 orang. Peristiwa ini mendorongnya untuk mengubah persepsi dan pengelolaan sampah di lingkungannya. Bank sampah Bukit Berlian awalnya mengelola sampah anorganik, kemudian bertransformasi mengolah sampah organik dengan teknologi maggot.
Perjuangan Ema mendapat dukungan dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) milik PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Melalui program ini, Ema memperoleh pinjaman dan fasilitas pendampingan, termasuk pelatihan ke perusahaan pengolah maggot profesional. PNM juga menyediakan bantuan modal untuk pembangunan kandang maggot.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengapresiasi kontribusi Ema dan komunitasnya. “Kami bangga PNM Mekaar tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga membina nasabah menjadi pelaku perubahan sosial,” ujar Arief.
Baca Juga: PNM Gelar Aksi Pencegahan Stunting dan Imunisasi Gratis di Seluruh Indonesia
Inisiatif ini juga sejalan dengan perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyebut darurat sampah di wilayahnya dan menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari hulu. Gubernur Jabar menggandeng mantan Bupati Banyumas, Achmad Husein, untuk mengatasi masalah di TPA Sarimukti, pengganti TPA Leuwigajah yang sempat mengalami kebakaran pada 2023.
Ema berharap pemerintah daerah dapat melihat langsung keberhasilan bank sampah Bukit Berlian sebagai model pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Kisah Ema dan komunitasnya membuktikan bahwa pengelolaan sampah yang terorganisir tidak hanya memberikan dampak lingkungan, tetapi juga meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement