Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersuara Tegas di SPIEF 2025, Prabowo: Kami Cari Mitra, Bukan Donatur

Bersuara Tegas di SPIEF 2025, Prabowo: Kami Cari Mitra, Bukan Donatur Kredit Foto: Tim Media Presiden
Warta Ekonomi, Saint Petersburg -

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan pesan tajam dan penuh percaya diri di hadapan para pemimpin dunia dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025. Dalam pidato perdananya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia hadir bukan untuk meminta bantuan, melainkan untuk menawarkan kemitraan sejati demi kemakmuran bersama.

“Kami tidak datang untuk minta-minta. Kami ingin kolaborasi strategis, bukan kontribusi atau bantuan,” tegas Prabowo lantang.

Ia memaparkan bahwa Indonesia kini telah membentuk Dana Kekayaan Negara ‘Danantara’ dengan aset mencapai US$1 triliun, serta anggaran investasi sebesar US$18 miliar tahun ini—sebuah sinyal kuat bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam percaturan ekonomi global.

Baca Juga: Momen Akrab Prabowo–Putin: Saling Tukar Cinderamata sebagai Simbol Persahabatan Erat Indonesia–Rusia

Di hadapan tokoh ekonomi dunia dan pelaku bisnis lintas kawasan, Prabowo memperkenalkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dan potensi pertumbuhan ekonomi yang tak bisa diabaikan. Namun, ia juga menekankan bahwa kekuatan ekonomi bukan satu-satunya ukuran. Bagi Prabowo, tugas utama negara adalah melindungi rakyatnya.

“Melindungi dari kelaparan, kemiskinan, dan penderitaan adalah kewajiban pemerintah. Itu sebabnya, prioritas saya sebagai Presiden adalah: swasembada pangan, swasembada energi, pendidikan yang berkualitas, dan percepatan industrialisasi nasional,” ujarnya, penuh penekanan.

Lebih jauh, Prabowo menegaskan sikap Indonesia di panggung geopolitik: non-blok, mandiri, dan damai. Ia mengutip prinsip lama yang kembali digaungkannya: “Seribu teman masih kurang, satu musuh sudah terlalu banyak.”

“Kami tidak berpihak pada kekuatan tertentu. Indonesia berdiri di tengah—bermitra dengan semua, tanpa standar ganda,” katanya. Dalam konteks itu, Prabowo memuji Rusia dan Tiongkok sebagai mitra yang konsisten dalam membela prinsip keadilan global tanpa kemunafikan.

Ia pun mengapresiasi undangan Presiden Vladimir Putin ke SPIEF 2025 dan berharap kemitraan antara Indonesia dan Rusia, serta dengan negara-negara Global South lainnya, dapat terus diperkuat atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.

“Negara-negara Global South melihat Rusia dan Tiongkok sebagai sahabat sejati—bukan karena mereka kuat, tapi karena mereka tidak munafik,” tutup Prabowo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: